Penghargaan adalah suatu yang hadir dari hati, bukan dibuat-buat.
Semudah-mudah penghargaan, adalah ucapan terima kasih.
Atau, tidak hanya dengan ucapan,
rasa berterima kasih juga boleh ditunjukkan dengan tindakan.
Secara sempurnanya, sebagai contoh,
apabila kita melakukan suatu kebaikan (menolong)
orang lain, kita tidak sepatutnya meminta-minta atau
menagih-nagih balasan penghargaan atau ucapan terima kasih
daripada orang yang ditolong itu, sekiranya kita benar-benar
ikhlas menolongnya.
Apatah lagi jika menyebut-nyebut dan
mengungkit-ungkit kebaikan (pertolongan) kita kepadanya.
Dalam konteks seorang pemimpin masyarakat,
jika seseorang pemimpin itu (secara peribadi mahupun mewakili
kerajaan yang dipimpinnya) seringkali
meminta agar rakyat berterima kasih,
mengungkit-ungkit jasa kebaikannya terhadap rakyat selama ini,
ditambah pula gesaan agar rakyat 'bersyukur' kepadanya,
maka tindakan itu akan menyebabkan saya (sebagai rakyat)
berasa geli, mual, muak, kelat, jelek, loya dan mahu termuntah
dengan sikap sebegitu.
Wahai para pemimpin, tolong ingat itu.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya
dan menyakiti (perasaan si penerima),
seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya' kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti
batu licin yang di atasnya ada tanah,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat,
lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).
Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan;
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."
(Surah Al-Baqarah, ayat 264)
14 January, 2011
Nasihat buat para pemimpin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
entry pembukaan tahun baru yang agak kritikal bagi aku
Post a Comment